Selasa, 28 Juni 2011

Populisme

Tanpa pengantar, Pendahuluan dan basa-basi mari kita lihat apa itu yang dimaksud dengan populism.
Berasal dari bahasa Romania "Populis" yang artinya adalah Rakyat, serta Bahasa Latin "Popus" yang sama artinya dengan populis. Populisme dalam prakteknya adalah segala upaya untuk meyakinkan Rakyat entah itu mengenai pemerintahan berjalan yang kotor atau kurang dapat mewakili rakyat, menghilangkan Gap antara si kaya-raya dan si miskin dari goa hantu, dan Populisme sering dikaitkan dengan penyelamat negara.
Dalam hal penghilangan Gap antara kaya dan miskin Populisme sendiri tidak lepas dari pemikiran-pemikiran mengenai sosialis.
Karya terkenal yang berawal dari pemikiran Marx atau Lenin ini dapat dikatakan adalah dasar dari populisme itu sendiri, mengapa? mari kita perhatikan beberapa asumsi atau kata kunci dalam memahami apa itu Populis, yaitu:
  • Sosialisme (Marx), lahir dari beberapa cendekiawan intuk membela nasib para pekerja.
  • Membela hak-hak kaum Proletar.
  • Sosialisme adalah paham mengenai masyarakat yang lebih umum.
  • Sosialis merupakan hasrat dan gerakan untuk membangun masyarakat yang adil dan bebas.
  • Hak milik pribadi harus dihapuskan.
  • Marxisme juga adalah Sosialis tapi tidak semua Sosialis adalah Marxis.
Sementara itu yang dimaksud dengan hak milik pribadi dalam point ke-5 diatas adalah seperti, harta benda, industri dan produksi, pembagian hasil secara merata, dan keadilan secara menyeluruh. Lalu mengapa perlu dibedakan lagi antara Komunis dan Sosialis? sesuai dengan kata Dosen saya, Komunis itu sendiri adalah bentuk Ekstrim dari paham Sosialis (bayangkan saja sendiri). Bagi sosialis Marx, seseorang mendapatkan sesuatu dari apa yang dikerjakannya, sedangkan komunisme Lenin hal itu berubah menjadi seseorang mendapatkan sesuatu sesuai dengan kebutuhannya. sekian dulu flash backnya.
Populisme melawan adanya toleransi terhadap kaum asing yang ada dalam negaranya, dan menekankan sifat nasionalisme yang keras tanpa adanya kompromi.
Oleh sebab itu Populisme dalam tindakannya dapat berupa, kediktatoran, pengambil alihan terhadap BUMN, dan  Coup d'etat (Kudeta-penggulingan kekuasaan).
Sebagai contoh Presiden Cuba, Videl Castro menjadi contoh bagaimana Ia menasionalisasikan seluruh perusahaan asing di negaranya.
Sesungguhnya populisme adalah baik dengan tujuan-tujuannya namun dalam perjalanannya sebuah kekuasaan akan merubah kembali tujuan awal itu tergantung pada di tangan siapa kekuasaan itu berada.
"Ekspektasi masyarakat begitu tinggi (keyakinan akan munculnya sebuah pemerintahan yang bersih, bebas dari kesenjangan ekonomi dan mandiri) tetapi ketika itu berjalan, ada aksioma di masyarakat bahwa kekuasaan itu adalah candu sehingga kembali menjadi buruk lagi."  Armansyah Sangadji

Tidak ada komentar:

Posting Komentar