Senin, 13 Juni 2011

KONSEP GARIS MASSA DAN REVOLUSI KEBUDAYAAN - MAO ZEDONG

"Ini bukan tentang kekerasan, penyiksaan atau pembunuhan, ini lebih kepada pengorbanan sejati yang menjadikan China sekarang sebagai satu negara utuh dan sangat diperhitungkan dalam politik dunia".... King Norrize

Setelah kurang lebih 30 tahun perjuangan China melawan Kolonialisme serta melewati perang saudara melawan Partai Nasionalis, bangsa ini kemudian memproklamasikan berdirinya sebuah Negara baru yaitu Republik Rakyat China (RRC) dibawah pimpinan Presiden yang dijabat oleh Mao Zedong.
Mao mengubah China menjadi sebuah Negara yang mandiri walau jalan menuju perubahan itu telah melewati banyak persoalan.
Mao Zedong bertujuan untuk mempersiapkan China menjadi negara sosialis industri modern dengan beberapa langkah atau program yang sangat radikal dan perubahan yang mendasar dengan konsep yang sekali lagi bukan hanya sekedar wacana belaka, konsep ini seperti pisau yang dibuat untuk kemudian dipakai menyayat si pembuat pisau untuk mengeluarkan darah kotor dari tubuhnya (seperti begitulah ilustrasinya) langsung kita mulai saja......

Mao dengan tujuannya telah merancang sebuah konsep REPELITA (Rencana Pembangunan Lima Tahun) setelah kemerdekaan yaitu tahun 1953-1957 dengan konsentrasi pembangunan berada pada perkembangan industrialisasi (industri berat: baja) dan diikuti dengan reformasi bidang-bidang lainnya seperti pertanian, pendidikan, komunikasi dan bidang lainnya. Reformasi pada bidang Agraria menjadikan sebuah produk hukum atau undang-undang agraria yang mengatur kepemilikan tanah perseorangan menjadi milik bersama dibagi secara adil untuk dikelola bersama demi kepentingan publik. Sungguh tidak dapat dibayangkan jika UU Agaria seperti ini berlaku di Indonesia. "hey you!! whats you problem man?? emang lo kira tanah ini milik nenek moyang lo?? jangankan tanah perkebunan, tanah untuk dijadikan tempat pembuangan sampah akhir pun pasti jadi persoalan.
Namun terdapat masalah disini, seluruh masyarakat dipaksa untuk meninggalkan pekerjaannya dan beralih ke industri besi baja, masyarakat dengan latar belakang petani dan tanpa keahlian khusus dalam mengolah besi baja menjadikan produk yang dihasilkan berkualitas rendah, bidang pertanian pun dilupakan oleh pemerintah sehingga terjadi kelaparan di China. Disinilah letak kegagalan dari program REPELITA atau The Five Year Plan.

Mao belum dianggap gagal, dengan sebuah konsep baru Ia menyusun kembali metode dan strategi serta pembangunan yang diadopsi dari Uni-Soviet dengan penyesuaian kepada realitas objektif China. Konsep tersebut dikenal dengan sebutan The Great Leap Forward, tujuan intinya masih sama dengan konsep REPELITA tetapi berbeda dengan penerapannya, dalam penerapannya China dan Masyarakatnya akan dipersiapkan menjadi negara sosialis industri modern secepat mungkin. Leap Forward atau lompatan jauh kedepan diartikan dengan melompati tahap-tahap normal pembangunan sebagai jalan pintas menuju sosialisme.The Great Leap forward dianggap gagal karena belum mencapai cita-cita rakyat.(singkat ceritanya Orang dalam pemerintah yang menyatakan statemen bahwa Mao gagal, Ia kemudian dibunuh karena dianggap sebagai kaki tangan kapitalis)


KONSEP GARIS MASSA
Berawal dari teori KARL MARX tentang sebuah pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman dalam masyarakat (massa) baik individu atau kelompok dimana dilingkungan tersebut banyak sekali pertentangan atau perbedaan pendapat, pendapat ini dianggap sebagai wujud dari keinginan masyarakat yang kemudian keinginan tersebutakan dibawa tingkat yang lebih tinggi (pemerintah) lalu akan dikembalikan kembali kepada rakyat. perbedaan pendapat tersebut kemudian dicari pemecahannya kemudian akan di kembalikan kepada massa. Maka singkatnya konsep garis massa bagi Mao perbedaan pendapat yang diangkat ke tingkat lebih tinggi (Kader-kader partai dan Politbiro) lalu dicari pemecahannya dan akan dikembalikan kembali kepada massa, itu harus terjadi terus-menerus dan untuk itu komunikasi antara Politbiro sebagai Organ pusat kepada Kader-kader Partai dan Massa perlu dijaga.
Tahap-tahap dalam konsep mass line:
  • Perception (kader mendaftar berbagai pandangan dan keinginan massa yang masih terpisah dan tidak sistematis).
  • Summarization (kader mempelajari hal tersebut dan membuatnya menjadi sebuah ringkasan yang sistematis dan melaporkannya ke penguasa yang lebih tinggi).
  • Authorization (penguasa yang lebih tinggi membuat komentar dan memberikan perintah berdasarkan ide-ide sistematis tersebut).
  • Implementation (Pengembalian kebijakan itu kepada massa).
REVOLUSI KEBUDAYAAN
Revolusi kebudayaan adalah cara mao untuk merubah konsep atau pola pikir massa yang lama diganti dengan sebuah ideologi baru. REPELITA maupun Loncatan Jauh kedepan hanya memberi perubahan dan pengalihan produksi kepada kelas proletar belum cukup untuk mewujudkan masyarakat baru. Dalam revolusi kebudayaan ada 4 hal kuno yang harus dihapus, yaitu:
  1. Kebudayaan.
  2. Gagasan Pemikiran.
  3. Tradisi.
  4. Kebiasaan-Kebiasaan Kuno.

"Di dalam semua pekerjaan praktis dari partai kita, semua kepemimpinan yang benar niscaya 'dari tengah-tengah massa kembali ke tengah-tengah massa'. Ini berarti mengambil gagasan massa serta mengumpulkannya lalu pergi lagi ke tengah-tengah massa untuk menyebarluaskan serta menerangkan gagasan ini sampai menjadi milik massa, agar massa berpegang teguh pada gagasan itu dan menerapkannya ke dalam tindakan, memberikan apakah dalam tindakan massa itu gagasan itu tepat atau tidak. Lalu mengumpulkannya lagi dari tengah massa, dan dikembalikan ke tengah-tengah massa sampai massa berpegang kuat. Demikianlah seterusnya, berputar tak putus-putusnya, setiap kali semakin tepat, semakin hidup, semakin kaya. Itulah teori pengetahuan Marxis." (Mao, 1943:901).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar